Langkat
- Kalau mau melihat Kampung Bali, tidak perlu harus ke Pulau Bali cukup datang
ke kampung Bali yang ada di Kabupaten Langkat. Mengunjungi kampung Bali ini,
dari Stabat dengan mengenderai sepeda motor maupun mobil, menempuh jarak lebih
kurang 38 kilometer, dengan waktu 3 Jam dari Stabat ke Desa Paya Tusam
Kecamatan Wampu.
Kampung Bali Cipta Dharma berada di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, dusun VI, desa Paya Tusam Sumatra Utara. Masyarakat Bali yang berada di Kampung Bali tersebut adalah keturunan dari orang Bali asli yang bermigrasi dan bekerja di Perusahaan Perkebunan PTP II. Berawal dari pekerja yang di kontrak oleh PTP II selama 12 tahun.
Pada tahun 1961, warga Bali dikirim oleh Gubernur Bali ke
Sumatera Utara karena Bencana meletus Gunung Lawu, Pada tahun 1973, para
pekerja disana bekerja sama dengan Organisasi Parisada Hindu Dharma Medan untuk
membuat Surat Izin Tinggal, yang akan diberikan kepada Pemda Langkat, tutur
Dewa Putu Dana (62) selaku Kepala Dusun dan Pemuka Agama merangkup juga sebagai
Pemuka Adat/Pinandita.
Di kawasan
kampung tersebut bermukim 80 kepala keluarga, dari 80 Kepala Keluarga itu,
sekitar 35 Kepala keluarga yang asli warga Bali yang dulunya memang datang
sewaktu meletusnya Gunung Agung di Bali. Mayoritas penduduk di Kampung Bali
tersebut beragama Hindu. Berprofesi sebagai Petani Karet, Petani Sawit dan
Peternak Babi.
Di sana
juga dapat dijumpai pura-pura atau Tempat Ibadah seperti Pura Penataran Agung
Widya Loka Nata, yang didirikan 16 November 1976 Swadaya. Pura tersebut
difungsikan sebagai Tempat Berkumpul Umat 15 hari sekali, untuk sembahyang tiga
kali sehari pada Jam 06.00 pagi, 12.00 siang, 06.00 sore, ujar Dewa Putu Dana.
Ia juga
menambahkan, pada waktu-waktu tertentu, tempat ini dijadikan sebagai tempat
berlalunya kegiatan keagamaan seperti Purnama Tilem, Nyepi, Saraswati,
Galungan, dll. Serta ada juga beberapa fasilitas yang bersifat umum bagi
masyarakat disana seperti Aula tempat belajar agama bagi anak-anak setiap hari
minggu yang disebut ‘Pasraman’ untuk tingkatan TK dan SD.
BAGIAN – BAGIAN DARI STRUKTUR BANGUNAN DI KAMPUNG BALI BESERTA
KETERANGAN .
Gambar diatas ialah Alat Pemanggilan Umat
Untuk memulai Upacara
Gambar diatas disebut SWASTIKA atau symbol untuk
Penyetabilan Alam
Gambar
diatas disebut symbol TRISULA atau disebut TRIMURTI
Gambar diatas melambangkan Dewa Wisnu/
Siwa
Gambar diatas disebut Lambang DEWA GANESHA
Gambar ini melambangkan symbol 4 (empat) mata penjuru angin
Gambar
diatas ialah Lambang dari Penguasa Laut atau bisa disebut juga seperti kolam untuk pemandian Dewa-dewi
Gambar
diatas di sebut Bale Pawedan yang artinya
tempat duduk
untuk Pendeta pada saat upacara
Gambar diatas ialah Tempat untuk duduk umat pada
saat upacara
Gambar diatas disebut
sebagai Balai Piasan yang artinya
Tempat untuk berhiasnya dewa-dewi sebelum di
mulai upacara
Gambar diatas disebut
Pelataran Sesajian atau tempat
untuk melatakan sesajian diatas pelataran
Gambar diatas disebut
sebagai Patma Sana
Dimana Patma artinya tempat sedangkan
sana artinya duduk jadi Patma
Sana Tempat Duduk Tuhan Yang
Maha Esa Duduk(sang yang widiwasa)
Gambar diatas
disebut NGELURAH yang artinya Tempat Duduk Dewa-Dewi
Masyarakat di kampong
bali
Salam.
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi tentang Kampung Bali lewat blog ini. :)
Apakah akses jalan ke kampung bali sudah baik dapat dilalui mobil pribadi, saya berencana meliput ke kampung bali dengan tim SeMedan.com
BalasHapusApakah disini masih ada ngaben dan kain warna hitam putih seperti halnya di bali ? Sungguh tak disangka ternyata di stabat ada mutiara tersembunyi . Saya lahir di stabat dan kini menetap di jakarta. Kebetulan beberapa waktu yg lalu saya sampai ke bali dan sangat menikmati indahnya bali .
BalasHapusSaya kepengen wisata d kampung bali.karena saya lama d perantaun alangkah senang nya d langkat ada kampung bali.klo ada waktu saya pulkam saya mau k wisata kampung bali
BalasHapus